Sabtu, 26 Mei 2012

Ramadhan dan Taubat Kepada Allah

Ramadhan dan Taubat Kepada Allah

Posted by • 01/08/2011
Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta'alaa, Yang Mengampuni dosa, menerima taubat, sangat berat siksa-Nya, pemilik kekuasaan. Tiada Ilah selain Dia Subhanahu Wa Ta'alaa, kepada-Nya lah tempat kembali. Aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah selain Allah Subhanahu Wa Ta'alaa Yang Maha Menerima Taubat lagi Maha Penyayang. Dan Aku bersaksi bahwa Muhammad salallaahu 'alayhi wa salam adalah hamba dan rasul-Nya bersifat sangat penyayang kepada kaum mukminin. Amma ba'du:
Allah Subhanahu Wa Ta'alaa berfirman:
وَتُوبُوا إِلَى اللهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Dan bertaubatlah kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (QS. an-Nuur 31)
Taubat bukan hanya untuk orang yang berdosa lagi melakukan kesalahan saja, bahkan ia berlaku umum di setiap orang beriman yang ingin mendapatkan keberuntungan di dunia dan akhirat.
Maka sesungguhnya di antara kebesaran nimat Allah Subhanahu Wa Ta'alaa terhadap hamba-Nya bahwa ia menjadikan pintu taubat terbuka bagi orang-orang yang bertaubat, menjadikannya sebagai fajar yang mulai bersamanya rihlah (perjalanan) kepada Allah Subhanahu Wa Ta'alaa dengan hati yang patah, air mata yang berlinang, keningnya tunduk dan lehernya merendah.
Dari Abu Musa al-Asy'ari, dari Nabi salallaahu 'alayhi wa salam, beliau bersabda:
"Sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta'alaa membuka tangan-Nya di malam hari agar bertaubat orang yang bersalah di siang hari, dan membuka tangan-Nya di siang hari agar bertaubat orang yang bersalah/berdosa di malam hari, hingga terbit matahari dari sebelah baratnya. (HR. Muslim: 4/2113. 2759).
Dan dariAbu Hurairah, iaberkata: Rasulullah salallaahu 'alayhi wa salam bersabda;
"Barangsiapa yang bertaubat sebelum terbitnya matahari dari tempat tenggelamnya niscaya Allah Subhanahu Wa Ta'alaa menerima taubatnya." (HR.Muslim: 4/2703, 2706).
Dan dari Ibnu Umar, dari Nabi salallaahu 'alayhi wa salam, beliau bersabda:
"Sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta'alaa menerima taubat hamba selama ruh belum sampai tenggorokan."  (HR: Ahmad 3/1532, 1330, at-Tirmidzi: 3537, dan dihasankan oleh al-Albani dalam Shahih at-Targhib 3/218/3143 dan al-Misykaat: 2449, 2343).
Wahai saudaraku yang mulia, ketahuilah sesungguhnya bulan Ramadhan adalah kesempatan besar untuk bertaubat kepada Allah Subhanahu Wa Ta'alaa, kembali kepada-Nya, dan memperbaharui perjanjian bersama Pencipta-mu, dan janganlah engkau termasuk orang yang tertipu, dan yang demikian bahwa berlalu bulan Ramadhan dan engkau tidak mendapat ampunan –semoga Allah Subhanahu Wa Ta'alaa melindungi kita dari hal itu-.
Dari Jabir bin Samurah, ia berkata, 'Rasulullah salallaahu 'alayhi wa salam bersabda:
'Jibril u datang kepadamu dan berkata, 'Wahai Muhammad, barangsiapa yang menemui bulan Ramadhan lalu ia wafat dan tidak diampuni baginya, maka ia dimasukkan ke neraka, lalu Allah I menjauhkannya. Bacalah amin. Maka aku membaca 'Amin'." (HR. Ibnu Hibban dalam Shahih-nya, dan at-Thabrani dalam al-Kabir. Lihat: Shahih al-Jami' (70).
Dan dariAbu Hurairah, iaberkata, 'Rasulullah salallaahu 'alayhi wa salam bersabda:
"Merugilah seseorang yang bulan Ramadhan datang kepadanya kemudian pergi sebelum ia mendapat ampunan." (HR. at-Tirmidzi 3545 dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam al-Irwa` (1/36) (6) dan al-Misykah (709).
Inilah bulan Ramadhan, bulan penuh berkah dan kebaikan. Allah Subhanahu Wa Ta'alaa memberinya keutamaan yang banyak, perkara-perkara yang terpuji.  Ia adalah bulan al-Qur`an, bulan kebaikan, bulan taubat dan penebus dosa dan kesalahan.  Padanya diturunkan rahmat, diangkat derajat, dibukakan pintu-pintu surga padanya, ditutup pintu-pintu neraka, dan dibelenggu syetan-syetan yang nakal.
Dari Abu Hurairah, ia berkata, 'Rasulullah salallaahu 'alayhi wa salam bersabda:
"Apabila telah tiba bulan Ramadhan dibukalah pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka, dan syetan-syetan dibelenggu."
Dan di dalam Shahih Muslim: 'Dibukalah pintu-pintu rahmat, ditutup pintu-pintu neraka jahanam, dan syetan-syetan dibelenggu." (HR. al-Bukhari 1898 dan Muslim 1079).
Wahai saudaraku yang tercinta, sungguh-sungguhlah dalam bertaubat, segeralah kembali.  Maka tidak ada waktu istirahat bagi hamba kecuali di bawah pohon Thuba, dan tidak ada ketetapan bagi orang yang mencintai kecuali di hari tambahan (akhirat). Maka segeralah taubat dan berlari kepada Allah Subhanahu Wa Ta'alaa sebelum dosa-dosa mematikanmu dan segala maksiat dan kesalahan membinasakanmu. Maka terjagalah dari kelalaianmu, sadarlah dari kelengahanmu. Hari-hari terus berlalu dan lewat. Maka janganlah engkau menjadi orang yang merugi dengan zuhudmu (tidak punya apa-apa) di surga yang penuh kenikmatan. Segeralah bertaubat dan menyesali terhadap dosa-dosa yang di mana lalu.
Rasulullah salallaahu 'alayhi wa salam, pemimpin umat yang pertama dan terakhir, sedangkan Allah Subhanahu Wa Ta'alaa telah mengampuni dosanya yang terdahulu dan yang akan datang, tidak pernah berhenti bertaubat kepada Allah Subhanahu Wa Ta'alaa dan meminta ampunan kepada-Nya beberapa kali setiap hari. Dari Abu Hurairah, ia berkata, 'Aku mendengar Rasulullah salallaahu 'alayhi wa salam bersabda:
"Demi Allah, sesungguhnya meminta ampun dan bertaubat kepada Allah Subhanahu Wa Ta'alaa dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali." (HR. al-Bukhari 6307).
Hendaklah menjadi suri tauladan dan panutan utama bagimu. Janganlah engkau menunda taubat, dan tinggalkannya darimu kata-kata 'akan' dan kata-kata sejenisnya.
Benar,
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ
Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. (QS. Ali Imran:185)
Wahai orang yang menyia-nyiakan harinya, sungguh engkau telah menyia-nyiakan kemarin. Engkau telah membunuh dirimu dengan perbuatan maksiat dan dosa. kembalilah kepada Tuhan-mu. Sesalilah kesalahanmu di sisi Allah Subhanahu Wa Ta'alaa. Tumpahkanlah air mata dalam bertaubat. Rendahkanlah diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'alaa dan mintalah pengampunan dari-Nya niscaya engkau mendapat-Nya senang denganmu. Dari Anas, ia berkata, 'Rasulullah salallaahu 'alayhi wa salam bersabda:
"Sungguh Allah Subhanahu Wa Ta'alaa lebih senang dengan taubat hamba-Nya saat bertaubat kepada-Nya dari seseorang darimu yang berada di atas tunggangannya dipadangpasir, lalu tunggangan hilang darinya, sedangkan di atasnya makanan dan minumannya, lalu ia merasa putus asa darinya, lalu ia mendatangi pohon, berbaring di bawah naungannya, sedangkan dia sudah merasa putus asa untuk mendapatkan tunggangannya. Maka saat dia dalam kondisi seperti itu, tiba-tiba ia (tunggangan) berdiri di sampingnya, ia pun memegang tali kekangnya kemudian berkata karena saking gembiranya: Ya Allah, Engkau adalah hambaku dan aku adalah rabbmu. Dia salah (berbicara) karena saking gembiranya."  (HR. al-Bukhari 6309 dan Muslim 2747 dan ini adalah lafazhnya).
Bagaimana pendapatmu, wahai hamba Allah Subhanahu Wa Ta'alaa? Allah Subhanahu Wa Ta'alaa merasa senang denganmu saat engkau bertaubat dan kembali kepada-Nya. Sedangkan engkau, siapakah engkau? Engkau adalah seorang hamba yang miskin, hina, lemah yang tidak mempunyai daya dan upaya. Dan Dia, siapakah Dia? Dia adalah Allah Subhanahu Wa Ta'alaa Raja semua raja, Penguasa langit dan bumi. Di tangan-Nya kerajaan segala sesuatu.
Maka, wahai saudaraku, janganlah engkau berputus asa dari rahmat Allah Subhanahu Wa Ta'alaa. Ketahuilah, sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta'alaa, tidak ada dosa yang terlalu besar untuk diampuni-Nya. Dan tidak ada hamba berdosa yang datang kepadanya kecuali Dia Subhanahu Wa Ta'alaa menerima taubatnya, Dia Maha Luas maaf-Nya, banyak ampunan, mengampuni dosa dan menerima taubat. Maha Suci Dia. Rahmat-Nya meluasai segala sesuatu.
Dari Anas, ia berkata: 'Aku mendengar Rasulullah salallaahu 'alayhi wa salam bersabda:
"Allah Subhanahu Wa Ta'alaa berfirman, 'Wahai keturunan Adam, sesungguhnya selalu engkau berdoa dan mengharap kepada-Ku niscaya Aku mengampuni segala dosa yang ada padamu dan Aku tidak perduli. Wahai keturunan Adam, jikalau dosamu mencapai puncak langi kemudian engkau meminta ampun kepada-Mu niscaya Aku mengampunimu dan aku tidak perduli. Wahai keturunan Adam, sungguh jika engkau datang dengan kesalahan sepenuh bumi, kemudian engkau menemui Aku dalam kondisi tidak menyekutukan sesuatu dengan-Ku niscaya Aku mendatangimu dengan ampunan sepenuhnya. (HR. at-Tirmidzi dan dihasankan oleh al-Albani dalam ash-Shahihah (1/249-250) (127) dan al-Misykaah 4336.
Wahai saudaraku, wahai orang yang Allah Subhanahu Wa Ta'alaa telah menerima taubatmu karena meninggalkan shalat, janganlah engkau lalai dalam menunaikannya setelah itu.
Wahai orang yang Allah Subhanahu Wa Ta'alaa telah mengampunimu karena mendengarkan musik-musik, menyaksikan film-film yang merusak, sinetron-sinetron yang tidak bernilai. Janganlah engkau kembali kepada dosa-dosa besar tersebut dan bencana yang besar.
Wahai orang yang Allah Subhanahu Wa Ta'alaa telah memberikan nikmat kepadamu dengan meninggalkan mengisap rokok dan yang keji lainnya, janganlah engkau kembali kepadanya di saat yang lain setelah Allah Subhanahu Wa Ta'alaa menyelamatkanmu dari kejahatannya dan dampak negatifnya yang mengerikan.
Wahai orang yang berpuasa dari yang dihalalkan Allah Subhanahu Wa Ta'alaa kepadanya dan tidak puasa dari memakan riba yang diharamkan Allah Subhanahu Wa Ta'alaa kepadanya dan memakan harta manusia dengan cara yang batil.  Segeralah bertaubat sebelum hilangnya kesempatan.
Sebagai kesimpulan, saya katakan:  saya memuji Allah Subhanahu Wa Ta'alaa bahwa Ramadhan telah sampai kepadamu, memberi nikmat kepadamu dengan bertaubat dan meminta ampun. Dan saya memohon kepada-Nya ketetapan di atas kebenaran hingga wafat.
Dan semoga Allah Subhanahu Wa Ta'alaa selalu memberi rahmat dan kesejahteraan kepada nabi kita Muhammad salallaahu 'alayhi wa salam, keluarga dan sahabatnya.

Tim Situs Islam Tanya Jawab

Jumat, 25 Mei 2012

Penawar Kebingungan dan Kebimbangan

Penawar Kebingungan dan Kebimbangan

Posted by • 29/08/2010 Segala puji hanya bagi Allah subhanahu wata’ala, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, dan aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi -Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan -Nya.
Amma Ba’du:
Terkadang, didalam kehidupan seorang yang beriman tidak terlepas dari kebimbangan dan kesedihan yang mengeruhkan kebeningan kehidupannya dan mematahkan kenikmatannya. Perkara ini akan menghapuskan dosa-dosanya dan mengangkat derajatnya. Selain itu, dia akan mendapat manfaat yang lain, yang paling penting adalah bahwa semua cobaan hidup ini akan mengarahkan seorang yang beriman untuk kembali kepada Allah subhanahu wata’ala, bersimpuh di hadapan -Nya, bertdharru’ kepada -Nya, sehingga dengannya hati akan mendapatkan ketenangan dan ketentraman, serta akan merasakan kebahagiaan dan merasa dekat dengan Allah Azza Wa Jalla, yaitu sebuah kebahagiaan yang tidak bisa terlukiskan.
Selain itu, semua perkara yang mengeruhkan hidup   akan menjadikan seorang mu’min mengetahui kehinaan duniawi. Perasaan ini akan membawanya kepada zuhud dengan dunia dan tidak cendrung kepadanya, dia akan mementingkan akherat dengan penuh keyakinan bahwa dia lebih baik dan lebih kekal abadi, sebab tidak ada kebimbangan di dalam surga dan tidak pula kesedihan sebagaimana ditegaskan di dalam firman Allah  subhanahu wata’ala:
Dan mereka berkata: "Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami. Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. (35)Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga) dari karunia -Nya; di dalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu". (QS. Fathir: 34-35)
Alangkah agungnya manfaat yang didapatkan bagi orang yang mengetahui hikmah Allah yang terakandung di dalamnya. Dan di bawah ini beberapa langkah yang bermanfaat untuk menghalau rasa bimbang, bingung, sedih dan berencana bagi orang yang menggunakannya secara baik:
1- Beriman dan beramal shaleh.
Allah subhanahu wata’ala berfirman:
Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Al-Nahl: 97)
Ini adalah janji Allah subhanahu wata’ala kepada orang yang beriman dan beramal shaleh bahwa Dia akan menganugarahkan kepada mereka kehidupan yang baik. Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Shuhaib RA berkata: Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:  Sungguh menakjubkan perkara seorang yang beriman, sesungguhnya segala perkara orang yang beriman itu baik, dan hal itu tidak terjadi kecuali bagi orang yang beriman, jika dia mendapatkan kebaikan maka dia bersyukur maka itu adalah lebih baik baginya, dan apabila mendapat musibah dia bersabar dan itu lebih baik baginya”.[1]


2- Kegembiraan seorang muslim karena apa yang diperolehnya berupa pahala yang agung, upah yang besar, sebagai balasan atas kesabaran dan harapan pahala dari Allah subhanahu wata’ala atas bencana-bencana yang menimpanya itu baik berupa kebimbangan duniawi dan segala bentuk musibahnya.
Diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim dari Abi Hurairah RA bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Apa apa yang menimpa seorang muslim baik keletihan, penyakit yang akut, kebimbangan, kesedihan, gangguan, kebingungan bahkan duri yang menusuknya, kecuali Allah akan menghapuskan dengannnya kesalahan-kesalahannya”, [2] di dalam riwayat yang lain disebutkan: Bahkan kecemasan kecuali Allah subhanahu wata’ala akan menghapuskan dengannya segala keburukan-keburukannya”,[3] di dalam riwayat yang lain disebutkan oleh Imam Muslim: Apapun yang menimpa seorang muslim baik duri atau yang lebih kecil darinya kecuali Allah akan mengangkat derajatnya dengan musibah tersebut atau dia akan dihapuskan kesalahannya”.[4]
Akhirnya seorang muslim menyadari bahwa apapun musibah yang menimpanya, baik kebimbangan dan kecemasan pada hakekatnya hal itu sebagai penghapus bagi kesalahan-kesalahannya dan tabungan bagi kebaikannya. Seorang ulama salaf berkata: Seandainya bukan karena musibah maka kita akan datang pada hari kiamat sebagai orang yang merugi. Bahkan salah seorang di antara mereka senang jika ditimpa musibah sebagaimana kesenangan mereka hidup dalam suasana sentosa.
3- Mengetahui hakekat dunia, bahwa dia fana, kesenangan yang ada padanya sangatlah sedikit, kelezatannya bisa mendatangkan kekeruhan, tidak pernah menjanjikan kecerahan bagi siapapun, jika seseorang tertawa di dunia dalam sesaat, maka orang itu menangis di dunia dalam waktu yang panjang, jika dia seseorang gembira di dunia dalam waktu yang pendek maka dia juga membuat seseorang, banyak bersedih.  Allah subhanahu wata’ala berfirman:
Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran);. (QS. Ali Imron: 140).
Maka hari-hari bergilir satu hari untuk kemenangan dan di hari yang lain penderitaan. Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Abi Hurairah RA bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:  Dunia ini adalah penjara bagi orang yang beriman dan surga bagi orang kafir”.[5]
Dunia juga sebagai ladang kelelahan, gangguan, kebingungan, kecemasan maka seorang yang beriman akan merasa tenang setelah meninggalkannya. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim di dalam kitab shahihnya dari Abi Qotadah bahwa jenazah seseorang melewati Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam lalu bersabda: Tenang dan orang lain tenang darinya”. Para shahabat bertanya: Wahai Rasulullah apa yang anda maksudkan dengan kata tenang dan orang lain tenang darinya?. Maka beliau bersabda: Seorang hamba yang beriman akan tenang terlepas dari keletihan duniawi dan gangguannya menuju rahmat Allah sementara hamba yang bejat akan membuat manusia, negeri, pohon dan hewan akan tenang dengan kepergiannya”.[6]
Inilah makna tentang hakekat dunia yang disadari oleh orang yang beriman maka dengan kesadaran ini segala musibah dan kebimbangan akan menjadi enteng, sebab dia menyadari bahwa itulah hakekat dunia.
4- Kebimbangan dan kecemasan yang terjadi dunia ini akan membuat jiwa ini tercerai berai, memporak-porandakan kekuatannya, namun jika seseorang menjadikan orientasinya mengarah kepada akherat maka Allah subhanahu wata’ala akan mengumpulkan kekuatannya dan tekadnya akan dimantapkan. Diriwayatkan oleh Al-Turmudzi di dalam kitab sunannya dari Anas bin Malik bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Barangsiapa yang menjadikan negeri akherat sebagai orientasinya maka Allah akan menjadikan kekayaan di dalam hatinya dan Dia akan mengumpulkan segala kekuatannya sementara dunia ini akan datang mengejarnya dengan penuh ketundukan, dan barangsiapa yang menjadikan dunia sebagai orientasinya maka Allah akan menjadikan kefakiran di hadapannya dan mencerai beraikan kekuatannya dan dunia tidak datang kepadanya kecuali apa yang telah ditetapkan baginya”.[7]
5- Berdo’a
Langkah ini adalah penawar yang paling ampuh dalam menghilangkan kebimbangan dan kebingungan. Allah subhanahu wata’ala berfirman:
Dan apabila hamba-hamba -Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada -Ku, (QS. Al-Baqarah: 186).
Allh subhanahu wata’ala berfirman:
Berkata Musa: "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku. (QS. Thaha: 25).
Dan Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam meminta perlindungan kepada Allah subhanahu wata’ala dari segala kebimbangan dan kesedihan. Diriwayatkan oleh Al-Buhkari di dalam kitab shahihnya dari Anas bin Malik berkata : Aku menjadi pembantu Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam di dalam rumah tangganya dan apabila beliau memasuki rumah keluarganya maka beliau bersabda:
(( اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحُزْنِ، وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَالْبُخْلِ وَالْجُبْنِ، وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ))
“Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepada -Mu dari (hal yang) menyedihkan dan menyusahkan, lemah dan malas, bakhil dan penakut, lilitan hutang dan penindasan orang.”[8]
Diriwayatkan oleh Abu Dawud di dalam kitab sunannya dari hadits riwayat Abdurrahman bin Abi Bakroh bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Do’a orang yang kesusahan adalah;
(( اَللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُو فَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ، وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ )).
Ya Allah! Aku mengharapkan (mendapat) rahmat -Mu, oleh karena itu, jangan Engkau biarkan diriku sekejap mata (tanpa pertolongan atau rahmat dari -Mu). Perbaikilah seluruh urusanku, tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau.”[9]
Apabila seorang hamba mendengungkan do’a ini dengan hati yang sadar, niat yang benar dan dibarengi dengan usaha-usaha yang menyebabkan do’a tersebut diterima maka Allah pasti memberikan apa-apa yang dimintanya dan dia berbuat untuk mewujudkan keinginannya serta kecemasan akan berbuah kesenangan dan kegembiraan.
6- Bertawakkal kepada Allah subhanahu wata’ala.
Allah S.W.T.  berfirman:
Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. (QS. Al-Thalaq: 3)
Artinya mencukupkan keperluannya baik dari perkara dunia atau akherat. Syekh Abdurrahman As-Sa’di berkata: Maka pada saat hati ini bergantung kepada Allah subhanahu wata’ala, berserah diri kepada -Nya, tidak menyerah pada kecemasan, tidak pula dikendalikan oleh hayalan-hayalan yang buruk, maka dia akan percaya kepada Allah, mengharap pada karunia -Nya, dengannya pula segala serpihan-serpihan kebimbangan dan kebingungan akan terusir, serta akan terbebas dari banyak jenis penyakit hati dan jasad. Hati akan merasakan kekuatan, kelapangan dan kegembiraan yang tidak bisa terlukiskan….”.[10]
Langkah-langkah untuk menggapai kebahagiaan itu ternyata sangat banyak bagi mereka yang menyadarinya, dan aku hanya menyebutkan beberapa langkah yang penting saja, dan semua langkah ini akan bertumpu pada membaca Al-Qur’an yang dibarengi dengan perenungan, dia adalah pelipur hati, cahaya bagi dada, penghapus kesedihan, penghilang segala kebimbangan dan kebingungan, obat bagi segala macam penyakit baik penyakit badan atau hati. Allah subhanahu wata’ala berfirman:
Katakanlah: "Al Qur'an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman”. QS. Fushilat: 44).
Allah subhanahu wata’ala berfirman:
Dan Kami turunkan dari Al Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”. (QS. Al-Isro’: 82)
Maka barangsiapa yang membaca Al-Qur’an ini dengan penuh perenungan dan meresapi maknanya maka segala kecemasan dan kebimbangan akan hilang dari dirinya. Allah subhanahu wata’ala berfirman:
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah -lah hati menjadi tenteram. (QS. Al-Ra’du: 28).
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad dan kepada keluarga, shahabat serta seluruh pengikut beliau.
oleh: Dr. Amin bin Abdullah asy-Syaqawi

[1] HR. Muslim: no: 2999 [2] Al-Bukhari: no: 5642
[3] Muslim: no: 2573
[4] Muslim: no: 2572
[5] HR. Muslim: No: 2956
[6] Al-Bukhari: no; 1248 dan Muslim: 950
[7] Al-Turmudzi di dalam sunannya no: 2465 dan dishahihkan oleh Albani di dalam shahihul jami’us Shagir: 2/1111 no: 6516
[8] HR. Al-Bukhari 7/158. Rasulullah dan senantiasa membaca doa ini, lihat kitab Fathul Baari 11/173.
[9] HR. Abu Dawud 4/324, Ahmad 5/42. Menurut pendapat Al-Albani, hadits di atas adalah hasan dalam Shahih Abu Dawud 3/959.
[10] Al-Asbab AL-Mufidah lil hayatis sa’idah: halaman: 24-25

Yusuf Mansur Network


DOA CEPAT TERKABUL - Kepinginan sesuatu kebanyakan kita maunya cepet dan segera. Tetapi kitanya lambat disuruh begerak, lambat nurutin perintah Allah, lambat beramal, serba lambat responnya. Mirip apel yang dilemparin keatas, kita udah tau itu apel bakalan jatuh, cuma tangannya lambat menggapai ya keburu lewat itu apel. Jangan salahin itu apel kenapa bisa lewat dari kita, karena kita yang udah tau kepastian tetapi mikir juga, salahin kitanya sendiri, kenapa tangannya lambat gerak.

Ayat-ayat Allah adalah sebuah kepastian, kita diperintahkan kita jaga shalat, bagusin dengan sunnahnya, diperintahkan juga kita buat sedekah, diutamakan pengorbanannya, disuruh kita nutup aurat tapi pakai pertimbangannya banyak bener, dan semua perintah Allah dimana kita harus ikuti sesuai yang kita bisa.

( Cepat Tanggap )

Orangtua demen bila anaknya disuruh cepet tanggap, pemimpin menyukai anak buahnya bila dikasih perintah langsung dikerjain. Mereka respek bila kita sambut, apalagi Allah sbg bentuk ketaatan dan keimanan. 

Para shahabat Rasulullah SAW ketika turun ayat mengharamkan khamr (minuman keras) langsung ditumpahkan gentong-gentong miras, ingat mereka yg paling faham tentang Islam karena belajar langsung dari Nabi, kepada mereka Allah perintahkan meniru para shahabat yg mulia dimana jelas mereka gak menggampangkan atau meremehkan perintah Allah SWT 

Hidup perjuangan, binatang nyari makan pun berjuang, gak cuma aminin doa untuk dirinya sendiri lalu ia nyantai lagi, itu namanya rumusnya salah punya. Doa dan ikhtiar haruslah seiring. 
Gak menganggap enteng amal shaleh

( Perintah )

Ikhlas itu hanya mengharap redho Allah saja, kenapa pake saja ? karena iman kita mengakui Allah yang terbaik dalam segala hal, maka kitapun akan memberikan yang terbaik kepada Allah. 

Karena membuat Allah redho, kita harus jalanin apa yg ada di Qur'an dan Sunnahnya. Teliti dulu apa ada yang luput, apa ada yang kita langgar dari Quran dan Sunnah yg kita mampu, hingga Allah tegur kehidupan kita selalu berasa sempit dan selalu nanggung bulan ?

( Respon )

Denger acara favorit di TV, biar ibu-ibu lagi masak langsung loncat didepan TV, denger ada info yang disenangi kebanyakan kita menyimak dan fokus, tetapi Firman Allah dan hadist kita-kita pada gak menyikapi sebagaimana mestinya. So gimana Allah mau respon karena kelakuan kita.

Analoginya begini seorang Bos aja kasih surat tugas, kita bakalan fokus membaca sedetail-detailnya kalo perlu dibawa kebelakang, atau sambil mandi. Segitunya sama dunia, gimana kita gak dikasih pelajaran, teguran sama Allah yang Firman-Nya dan sabda Nabinya kudu diperhatikan ?

Akibat kebanyakan mikir, gak fokus sama petunjuk Allah dalam Quran dan hadist akhirnya kita ketutup dari hikmah hidayah. Digiring dengan kenderungan kehidupan yang kita pilih. Kehidupan yang cuma sekali demi meraih redho Allah beserta syurga penuh nikmat tak terhingga, gak dimanfaatkan dengan upaya terbaik, The Best.

( Menjadi Muslim Aktif dan Penerusnya )

Seorang karyawan walau officeboy bila dia mendapat tender atau order untuk kantornya senilai trilyunan, itu OB naek pangkat karena masukin pendapatan untuk perusahaan hingga menjadi besar omsetnya, semakin banyak karyawannya, dan gak jatuh oleh para pesaingnya. Dan si OB pun selalu dikabul keinginannya oleh atasan. Karena jasanya yang besar,

Para shahabat Nabi dulu segimanapun ia punya profesi, pedagangkah, petanikah mereka sebagai muslim aktif berdakwah menegakkan agama Allah, mencegah kemaksiatan agar tidak meluas, konglomerat seperti Abdurrahman bin auf, utsman bin affan pun selalu ikut, gak pernah absen bila ada panggilan jihad. Gak heran level para Nabi dan shahabatnya, wali2-Nya punya doa yg mustajab. 

Sedangkan kita ? Seringkali gak nyadar bila udah tahajud, dhuha banyak, sedekah udah, sudah merasa nyantai duluan, jangankan menolong agama Allah diluaran, didalem rumah saja seringkali kita ini gak beres menyia-nyiakan amanah Allah, gak beres mendidik istri, kita sering diemin kalo anak gak sholat, ngebiarin kalo pacaran bedua-duan, gak negur keluar rumah kalo membuka aurat, padahal itu tanggungjawab besar orangtuanya.

Jaga rumah tangga kita, karena anak bisa menyeret orangtuanya keneraka bila gak ada upaya mendidik. Islam juga harus menaungi keluarga, ngaji bareng, berjamaah jalan kemasjid, undang ustadz kerumah seminggu sekali, biar semuanya Allah segera memberikan kepada kita yg terbaik. 

Rizkinya yang terbaik, ketenangan meliputi seisi rumah dan anak-anaknya kelak menjadi orang yang manfaat bagi umat. Urusan menjadi muslim aktif, yang sudah tertanam dijiwanya memang kudu dibina sedari kecil, karena urusan ini dinyatakan Allah dalam keteladanan profil seorang bapak yang Allah abadikan dalam Al Qur'an, Lukmanul Hakim. 

Allah SWT Berfirman artinya :
Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah manusia mengerjakan yg baik dan cegahlah mereka dari perbuatan mungkar dan bersabarlah terhadap apa yg menimpa kamu. Sesungguhnya yg demikian itu termasuk hal2 yg diwajibkan Allah [Luqman : 17]

Ini tercermin dalam kehidupan Nabi dan para shahabatnya yang manusia biasa seperti kita, juga para muridnya walinya sepanjang zaman yang komitmen menyikapi ayat-ayat Allah untuk menjadi muslim aktif. Dan siapa yang doanya cepat terkabul, tentulah muslim seperti mereka diatas yang sering kita simak disepanjang kehidupannya yang penuh karamah karena keikhlasannya memberikan kehidupan yang terbaik sesuai Quran Hadist, gak dianggap angin lalu. Sikap mereka gak mau masuk surga sendirian, gak mau membiarkan saudaranya jadi calon neraka, membuat mereka spesial disisi Allah, Doanya diijabah hingga bagaikan keajaiban. Ya Sayang bagi yang doanya mau cepet kekabul gak nyadar hal ini. Gak ngambil pelajaran yg Allah berikan sedemikian banyaknya. Dari 25 Nabi dan mereka yang meniti jalannya para Umat terdahulu.

Ketetapan Allah subhanahu wa ta’ala

Ketetapan Allah subhanahu wa ta’ala

Posted by • 07/05/2011 •Segala puji hanya bagi Allah, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah, dan aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi -Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan -Nya.. Amma Ba’du:

Sesungguhnya wajib bagi seorang hamba untuk merenungi ayat-ayat Allah Subhanhu Wa Ta’ala yang menunjukkan tentang kesempurnaan kudrat -Nya agar dirinya terdorong mengagungkan Allah dengan sebenar-benar pengagungan dan memuliakan -Nya dengan sebenarnya. Allah Subhanhu Wa Ta’ala berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ﴾ (يس: 82)
Sesungguhnya perintah -Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia”. (Qs. Yasin: 82).
قال الله تعالى : ﴿ وَمَا أَمْرُنَا إِلَّا وَاحِدَةٌ كَلَمْحٍ بِالْبَصَرِ﴾ (القمر: 50)
Dan perintah Kami hanyalah satu perkataan seperti kejapan mata. (QS. Al-Qomar: 50).
قال الله تعالى : ﴿ وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ وَالْأَرْضُ جَمِيعًا قَبْضَتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَالسَّماوَاتُ مَطْوِيَّاتٌ بِيَمِينِهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ ﴾ (الزمر: 67)
Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman -Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan -Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan. (QS. Al-Zumar: 67).
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim di dalam kitab shahihnya dari Abdullah, yaitu Abdullah bin Mas’ud berkata: Seorang pendeta Nashrani mendatangi Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam dan berkata: Wahai Muhammad kita mendapatkan bahwa Allah Subhanhu Wa Ta’ala menjadikan seluruh langit pada satu jari dan seluruh bumi pada satu jari, pohon-pohonan pada satu jari, air dan tanah pada satu jari dan seluruh makhluk yang lain pada satu jari dan Allah Subhanhu Wa Ta’ala berfirman: Akulah Raja, maka Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam tertawa sehingga tampak gigi-gigi gerham beliau membenarkan apa yang diucapkan oleh pendeta tersebut, kemudian beliau Shallallahu Alaihi Wa Sallam membaca sebuah firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:
قال الله تعالى : ﴿وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ وَالْأَرْضُ جَمِيعًا قَبْضَتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَالسَّماوَاتُ مَطْوِيَّاتٌ بِيَمِينِهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ﴾ (الزمر: 67)
Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan -Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan. (QS. Al-Zumar: 67).[1]
Dan di antara tanda-tanda yang membuktikan kesempurnaan kudratnya adalah penciptaan langit dan bumi, gunung-gunung dan hewan-hewan dalam enam masa, dan jika Allah menghendakinya Dia mampu menciptakannya dalam sekejap mata, namun semua itu tidak dilakukan -Nya untuk mewujudkan hikmat yang tinggi. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
قال الله تعالى : ﴿وَلَقَدْ خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ وَمَا مَسَّنَا مِن لُّغُوبٍ﴾ (ق: 38)
Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan Kami sedikit pun tidak ditimpa keletihan. (QS. Qaf: 38)
Di antara tanda kesempurnaan kudrat Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah bahwa Dia menciptakan Adam dari saripati tanah, kemudian menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina, yang memancar dari tulang sulbi dan tulang dada lalu ditempatkan pada wadah yang kuat, tempat yang tidak ditersentuh sinar matahari dan angin, panas dan dingin, pada tiga lapis kegelapan, kegelapan di dalam perut, kegelapan rahim dan kegelapan lapisan, selama empat puluh hari sebagai air, kemudian segumpal darah dalam masa yang sama, kemudian dalam masa yang sama menjadi segumpal daging. Kemudian jika hari-harinya telah sempurna, yaitu sekitar empat bulan, maka Allah Subhanhu Wa Ta’ala mengutus seorang malaikat yang bertugas mengurusi janin, lalu meniupkan ruh padanya sehingga dia berubah wujud menjadi seorang manusia, padahal sebelumnya dia adalah benda beku. Maha Tinggi Allah sebagai Pencipta yang terbaik. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ مِن سُلَالَةٍ مِّن طِينٍ ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَّكِينٍ ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ﴾ (المؤمنون: 12- 14)
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci lah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. (QS. Al-Mu’minun: 12-14).
Di antara bukti kesempurnaan kekuasaan Allah  adalah bahwa Dia menciptakan Isa alaihis salam dari ibu tanpa bapak, dan Allah memberikan kemampuan baginya untuk berbicara pada saat bayi. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
قال الله تعالى : ﴿إِنَّ مَثَلَ عِيسَى عِندَ اللهِ كَمَثَلِ آدَمَ خَلَقَهُ مِن تُرَابٍ ثِمَّ قَالَ لَهُ كُن فَيَكُونُ﴾ (آل عمران: 59)
Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia. (QS. Ali Imron: 59).
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
قال الله تعالى : ﴿فَأَتَتْ بِهِ قَوْمَهَا تَحْمِلُهُ قَالُوا يَا مَرْيَمُ لَقَدْ جِئْتِ شَيْئًا فَرِيًّا يَا أُخْتَ هَارُونَ مَا كَانَ أَبُوكِ امْرَأَ سَوْءٍ وَمَا كَانَتْ أُمُّكِ بَغِيًّا فَأَشَارَتْ إِلَيْهِ قَالُوا كَيْفَ نُكَلِّمُ مَن كَانَ فِي الْمَهْدِ صَبِيًّا قَالَ إِنِّي عَبْدُ اللَّهِ آتَانِيَ الْكِتَابَ وَجَعَلَنِي نَبِيًّا وَجَعَلَنِي مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنتُ  وَأَوْصَانِي بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ مَا دُمْتُ حَيًّا﴾
Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. Kaumnya berkata:
"Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar. Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina", maka Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata: "Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan?". Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi, dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; (QS. Maryam: 27-31).
Allah Subhanahu Wa Ta’ala menyebutkan di dalam banyak ayat-ayat -Nya di dalam Al-Qur’an yang menjelaskan tentang kudrat -Nya yang menghidupkan orang yang sudah mati di dunia ini.
Di antara bukti kesemprunaan kudrat Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah kisah Bani Isro’il  pada saat mereka berkata kepada Nabi mereka bahwa mereka tidak akan beriman sehingga mereka melihat Allah secara nyata maka Allah Subhanahu Wa Ta’ala menghukum mereka dan mereka disambar oleh petir yang mengakibatkan mereka terkapar mati, lalu Allah Subhanahu Wa Ta’ala membangkitkan mereka setelah kematian itu. Tentang kisah ini, Allah Subhanahu Wa Ta’ala berkata kepada kaum Bani Isra’il:
قال الله تعالى: ﴿وَإِذْ قُلْتُمْ يَا مُوسَى لَن نُّؤْمِنَ لَكَ حَتَّى نَرَى اللَّهَ جَهْرَةً فَأَخَذَتْكُمُ الصَّاعِقَةُ وَأَنتُمْ تَنظُرُونَ ثُمَّ بَعَثْنَاكُم مِّن بَعْدِ مَوْتِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ﴾ (البقرة: 55، 56)
Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang",karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya. Setelah itu Kami bangkitkan kamu sesudah kamu mati, supaya kamu bersyukur. (QS. Al-Baqarah: 55-56).
Di antara bukti ksempurnaan kudrat Allah Subhanhu Wa Ta’ala adalah kisah seorang lelaki yang melewati sebuah negeri yang temboknya telah roboh tertutupi atapnya dan bangunan-bangunan yang ada pada negeri tersebut sudah roboh, pepohonannya sudah mengering,  sehingga sangat mustahil jika bangunan dan penduduk akan kembali ramai seperti semula, maka Allah Subhanhu Wa Ta’ala memperlihatkan sebuah tanda kekuasaan -Nya sebagai bukti atas kudrat -Nya, maka Allah Subhanhu Wa Ta’ala mematikannya selama seratus tahun, dan orang ini hanya membawa himar dan makanan. Maka himar itupun mati, persendiannya sudah becerai berai, tulangnya sudah hancur lebur, namun hanya makanan dan minuman yang tetap tidak berubah, berkurang baik dari sisi rasa, warna dan bau, selama seratus tahun terik sinar matahari memanasinya, angin silih berganti menyentuhnya, kemudian Allah Azza Wa Jalla membangkitkan lelaki tersebut dan memperlihatkan keadaan himarnya. Dia memandang kepada tulang-belulang yang telah tercerai berai di atas bumi saling terangkai kembali, setiap tulang kembali pada posisinya semula, kemudian Allah membungkusnya dengan daging, tentang hal ini Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ أَوْ كَالَّذِي مَرَّ عَلَى قَرْيَةٍ وَهِيَ خَاوِيَةٌ عَلَى عُرُوشِهَا قَالَ أَنَّىَ يُحْيِـي هَـَذِهِ اللّهُ بَعْدَ مَوْتِهَا فَأَمَاتَهُ اللّهُ مِئَةَ عَامٍ ثُمَّ بَعَثَهُ قَالَ كَمْ لَبِثْتَ قَالَ لَبِثْتُ يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ قَالَ بَل لَّبِثْتَ مِئَةَ عَامٍ فَانظُرْ إِلَى طَعَامِكَ وَشَرَابِكَ لَمْ يَتَسَنَّهْ وَانظُرْ إِلَى حِمَارِكَ وَلِنَجْعَلَكَ آيَةً لِّلنَّاسِ وَانظُرْ إِلَى العِظَامِ كَيْفَ نُنشِزُهَا ثُمَّ نَكْسُوهَا لَحْمًا فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهُ قَالَ أَعْلَمُ أَنَّ اللّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ﴾ (البقرة: 259)
Atau apakah (kamu tidak memperhatikan) orang yang melalui suatu negeri yang (temboknya) telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata: "Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?" Maka Allah mematikan orang itu seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya: "Berapa lama kamu tinggal di sini?" Ia menjawab: "Saya telah tinggal di sini sehari atau setengah hari". Allah berfirman: "Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus tahun lamanya; lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum lagi berubah; dan lihatlah kepada keledai kamu (yang telah menjadi tulang belulang); Kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia; dan lihatlah kepada tulang belulang keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging". Maka tatkala telah nyata kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati) dia pun berkata: "Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu". (QS. Al-Baqarah: 259).
Dia antara bukti kudrat Allah adalah apa yang disebutkan di dalam kisah Ibrahim Al-Khalil ketika dia meminta kepada Tuhannya untuk memperlihatkan kepadanya bagaimanakah cara Allah Subhanahu Wa Ta’ala menghidupkan makhluk yang telah mati, maka Allah menyuruhnya untuk mengambil empat ekor burung, lalu dia memotong-motongnya lalu potongan-potongan burung-burung tersebut diletakkan pada gunung-gunung yang ada di sekitarnya, dan di setiap gunung terdapat bagian tertentu dari burung-burung yang tercerai berai tersebut, kemudian Ibrahim mamanggil burung-burung tersebut. Maka pada saat itu, semua bagian-bagian yang tercerai berai tadi menyatu kembali, kemudian burung-burung tersebut datang kepada Ibrahim dengan berjalan, tidak terbang. Dan tentang perkara ini Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
قال الله تعالى: ﴿وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ أَرِنِي كَيْفَ تُحْيِـي الْمَوْتَى قَالَ أَوَلَمْ تُؤْمِن قَالَ بَلَى وَلَـكِن لِّيَطْمَئِنَّ قَلْبِي قَالَ فَخُذْ أَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِ فَصُرْهُنَّ إِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلَى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِينَكَ سَعْيًا وَاعْلَمْ أَنَّ اللهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ﴾ (البقرة: 260)
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, perlihatkanlah padaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati". Allah berfirman:"Belum yakinkah kamu?". Ibrahim menjawab: "Aku telah meyakininya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku)". Allah berfirman: "(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung, lalu cingcanglah semuanya olehmu. (Allah berfirman): "Lalu letakkan di atas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera". Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Baqarah: 260).
Semua contoh-contoh ini, yaitu kudrat Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk menghidupkan orang yang sudah mati di dunia sebagai bukti akan kekuasaan Allah untuk membangkitkan semua makhluk pada hari kiamat. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
قال الله تعالى: ﴿وَهُوَ الَّذِي يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ وَهُوَ أَهْوَنُ عَلَيْهِ﴾ (الروم: 27)
Dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan (menghidupkan) nya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagi -Nya. (QS. Al-Rum: 27).
قال الله تعالى: ﴿مَّا خَلْقُكُمْ وَلَا بَعْثُكُمْ إِلَّا كَنَفْسٍ وَاحِدَةٍ﴾ (لقمان: 28)
Tidaklah Allah menciptakan dan membangkitkan kamu (dari dalam kubur) itu melainkan hanyalah seperti (menciptakan dan membangkitkan) satu jiwa saja. (QS. Luqman: 28).
قال الله تعالى: ﴿وَمَا أَمْرُ السَّاعَةِ إِلاَّ كَلَمْحِ الْبَصَرِ أَوْ هُوَ أَقْرَبُ إِنَّ اللهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ﴾ (النحل: 77)

Tidaklah kejadian kiamat itu, melainkan seperti sekejap mata atau lebih cepat (lagi). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Al-Nahl: 77).
Maha Suci Allah Tuhan Yang Maha Agung dan Maha Kuasa, tidak ada seorangpun yang mampu mengalahkan -Nya. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
قال الله تعالى: ﴿وَمَا كَانَ اللهُ لِيُعْجِزَهُ مِن شَيْءٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ إِنَّهُ كَانَ عَلِيمًا قَدِيرًا﴾ (فاطر: 44)
Dan tiada sesuatu pun yang dapat melemahkan Allah baik di langit maupun di bumi. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. (QS. Fathir: 44).
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad dan kepada keluarga, shahabat serta seluruh pengikut beliau.

Dr. Amin bin Abdullah asy-Syaqawi

[1] Al-Bukhari no: 4811 dan Muslim no: 2786

Iman dan Taqwa Landasan Mencapai Kesuksesan

Iman dan Taqwa Landasan Mencapai Kesuksesan

Posted by • 28/09/2011 •Kita diciptakan di dunia ini untuk satu hikmah yang agung dan bukan hanya untuk bersenang-senang dan bermain-main. Tujuan dan hikmah penciptaan ini telah dijelaskan dalam firman Allah ta’ala:
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh"
(QS. Adz Dzariyaat:56-58)

Allah ta’ala telah menjelaskan dalam ayat-ayat ini bahwa tujuan asasi dari penciptaan manusia adalah ibadah kepadaNya saja tanpa berbuat syirik.
Sehingga Allah ta’ala pun menjelaskan salahnya dugaan dan keyakinan sekelompok manusia yang belum mengetahui hikmah tersebut dengan menyakini mereka diciptakan tanpa satu tujuan tertentu dalam firmanNya :
"Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami."
(QS. Al Mu’minuun : 115)

Ayat yang mulia ini menjelaskan bahwa manusia tidak diciptakan secara main-main saja, namun diciptakan untuk satu hikmah. Allah ta’ala tidak menjadikan manusia hanya untuk makan, minum dan bersenang-senang dengan perhiasan dunia, kemudian tidak dimintai pertanggungjawaban atas semua perilakunya di dunia ini. Tentu saja jawabannya adalah kita semua diciptakan untuk satu hikmah dan tujuan yang agung dan dibebani perintah dan larangan, kewajiban dan pengharaman, untuk kemudian dibalas dengan pahala atas kebaikan dan disiksa atas keburukan (yang dia amalkan) serta (mendapatkan) surga atau neraka.
Adapun orang-orang kafir dan musyrik dan sejenis mereka adalah orang yang berkeyakinan bahwa mereka diciptakan di kehidupan dunia ini seperti di ciptakannya binatang ternak dan agar meninkmati kehidupan ini seperti kehidupan binatang ternak. Keadaan dan pernyataan mereka menyatakan, seperti yang Allah ta’ala ceritakan:
Dan mereka berkata: "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa."
(Al Jaatsiyah. :24).

Lalu Allah menghukumi mereka dengan firmanNya:
"Dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja."
(QS. Al Jaatsiyah :24)

Allah ta’ala juga mengancam mereka dengan api neraka sebagai tempat kembali mereka dengan sebab keyakinan tersebut, dalam firmanNya:
"Dan orang-orang yang kafir itu bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang-binatang.Dan neraka adalah tempat tinggal mereka."
(QS. Muhammad : 12)

Karena mereka tidak beriman kepada kebangkitan dan hari pembalasan dan tidak juga beriman kepada negeri akherat! Sehingga mereka seperti orang-orang kafir dan munafiq yang Allah ta’ala sifatkan dengan firmanNya:
"Mereka tuli, bisu, dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar)"
(QS. Al Baqarah : 18)

Sedangkan orang kafir Allah ta’ala nyatakan:
"Mereka tuli, bisu dan buta, maka (oleh sebab itu) mereka tidak mengerti."
(QS. Al Baqarah : 171)

Maknanya mereka tidak mau mendengarkan kebenaran, dan seandainya mau mendengarkan pun mereka tidak mau menerimanya. Mereka tidak berbicara dengan kebenaran, seandainyapun mereka berbicara tentu tidak akan dikerjakan dan diamalkan. Bahkan mereka memperturutkan kemauan hawa nafsunya sehingga jadilah mereka seperti kedudukan hewan!.
Kemudian Allah ta’ala membuat permisalan lain dalam firmanNya:
"Dan perumpamaan (orang yang menyeru) orang-orang kafir adalah seperti penggembala yang memanggil binatang yang tidak mendengar selain panggilan dan seruan saja."
(QS. Al Baqarah : 171)

Allah ta’ala jadikan mereka seperti onta dan kambing yang dipanggil penggembalanya, namun hewan-hewan tersebut tidak bisa memahami panggilannya, dan mereka hanyalah mendengar suara dan mengikuti sumbernya. Ini adalah permisalan buruk untuk mereka.
Sepatutnya seorang muslim mengambil pelajaran dan menjauhkan diri dari meniru mereka, itu dengan memiliki pandangan jauh, pendengaran yang dapat mengambil manfaat dan akal yang berfikir tentang hal-hal yang bemanfaat.
Demikianlah, seorang manusia yang ingin sukses harus dapat bersikap profesional dan proporsonal dalam mencapai tujuan tersebut, sebab sesungguhnya tujuan akhir seorang manusia adalah mewujudkan peribadatan kepada Allah ta’ala dengan iman dan taqwa. Oleh karena itu, orang yang paling sukses dan paling mulia di sisi Allah ta’ala adalah yang paling taqwa, sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah ta’ala:
"Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal"
(QS. Al Hujuraat:13)

Namun untuk mencapai kemulian tersebut membutuhkan dua hal:
1. I’tishom bihablillah. Hal ini dengan komitmen terhadap syariat Allah ta’ala dan berusaha merealisasikannya dalam semua sisi kehidupan kita. Sehingga dengan ini kita selamat dari kesesatan. Namun hal ini pun tidak cukup tanpa perkara yang berikutnya, yaitu;
2. I’tishom billah. Hal ini diwujudkan dalam tawakkal dan berserah diri serta memohon pertolongan kepada Allah ta’ala dari seluruh rintangan dan halangan dalam mewujudkan yang pertama tersebut. Sehingga dengannya kita selamat dari rintangan mengamalkannya.
Sebab, seorang bila ingin mencapai satu tujuan tertentu, pasti membutuhkan dua hal, pertama, pengetahuan tentang tujuan tersebut dan bagaimana cara mencapainya dan kedua, selamat dari rintangan yang menghalangi terwujudnya tujuan tersebut.
Imam Ibnu Al Qayyim menyatakan:
Poros kebahagian duniawi dan ukhrowi ada pada I’tishom billahi dan I’tishom bihablillah dan tidak ada kesuksesan kecuali bagi orang yang komitmen dengan dua hal ini. Sedangkan I’tishom bi hablillah melindungi seseorang dari kesesatan dan I’tishom billahi melindungi seseorang dari kehancuran. Sebab orang yang berjalan mencapai (keridhoan) Allah seperti seorang yang berjalan di atas satu jalanan menuju tujuannya. Ia pasti membutuhkan petunjuk jalan dan selamat dalam perjalanan, sehingga tidak mencapai tujuan tersebut kecuali setelah memiliki dua hal ini. Dalil (petunjuk) menjadi penjamin perlindungan dari kesesatan dan menunjukinya kejalan (yang benar) dan persiapan, kekuatan dan senjata menjadi alat keselamatan dari para perampok dan halangan perjalanan. I’tishom bi hablillah memberikan hidayah petunjuk dan mengikuti dalil sedang I’tishom billah memberikan kesiapan, kekuatan dan senjata yang menjadi penyebab keselamatannya di perjalanan.
[Pernyataan beliau diambil dari kitab Bada’i Al Tafasir Al Jaami’ Litafsir imam Ibni Qayyim Al Jauziyah, karya Yasri Al Sayyid Muhammad, terbitan Dar Ibnul Jauzi 1/506-507.>

Oleh karena itu hendaknya kita menekuni bidang kita masing-masing sehingga menjadi ahlinya tanpa meninggalkan upaya mengenal, mengetahui dan mengamalkan ajaran islam yang merupakan satu kewajiban pokok setiap muslim. Agar dapat mencapai tujuan penciptaan tersebut dengan menjadikan keahlian dan kemampuan kita sebagai sarana ibadah dan peningkatan iman dan takwa kita semua.
Tentu saja hal ini menuntut kita untuk dapat mengambil faedah dan pengetahuan tantang syariat sebagai wujud syukur kita atas nikmat yang Allah ta’ala anugerahkan. Semua itu agar mereka mengakui bahwa mereka adalah makhluk yang tunduk dan diatur dan mereka memiliki Rabb yang maha pencipta dan maha mengatur mereka.
Mudah-mudahan bermanfaat.
_________________________________________
Ust. Kholid Syamhudi, Lc.
Sumber :  ustadzkholid.com

Membersihkan Hati dengan Taubat

Membersihkan Hati dengan Taubat

Posted by • 03/04/2011 •Oleh: Muhammad bin Abdullah bin Mu’aidzir


Segala puji bagi Allah Subhanahu wata’alla Yang Maha Halus yang dengan kehalusan -Nya segala bencana akan sirna, Yang Maha Penyantun yang dengan kasih sayang -Nya segala nikmat dan kebaikan tercurah, dan dengan prasangka yang baik kepada -Nya segala kebaikan terjadi, dan dengan berserah diri kepada Allah Subhanahu wata’alla segala kejahatan tersingkap, di antara orang yang berserah diri kepada Allah Subhanahu wata’alla adalah;
قال الله تعالى: ﴿الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُواْ لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَاناً وَقَالُواْ حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ * فَانقَلَبُواْ بِنِعْمَةٍ مِّنَ اللهِ وَفَضْلٍ لَّمْ يَمْسَسْهُمْ سُوءٌ وَاتَّبَعُواْ رِضْوَانَ اللهِ وَاللهُ ذُو فَضْلٍ عَظِيمٍ﴾
(Yaitu) orang-orang (yang menaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung." Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridaan Allah. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. (QS. Ali Imron: 173-174).
Aku memuji Allah Subhanahu wata’alla Yang Maha Suci. Pujianku kepada Allah Subhanahu wata’alla terhadap nikmat -Nya. Sebab dengan menjalankan perintah -Nya dan  menjauhi larangan -Nya hati akan berjalan menggapai berbagai ilmu dan kebaikan, aku bersyukur kepada Allah Subhanahu wata’alla karena diriku yang berserah diri kepada -Nya dengan sebaik-baik kepasrahan guna menghancurkan setiap godaan setan yang membangkang. Aku bersaksi bahwa  tiada Tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah Subhanahu wata’alla, Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi -Nya, pada segala sesuatu terdapat tanda-tanda yang menegaskan bahwa Dia Maha Esa.
قال الله تعالى: ﴿مَا يَكُونُ مِن نَّجْوَى ثَلَاثَةٍ إِلَّا هُوَ رَابِعُهُمْ وَلَا خَمْسَةٍ إِلَّا هُوَ سَادِسُهُمْ وَلَا أَدْنَى مِن ذَلِكَ وَلَا أَكْثَرَ إِلَّا هُوَ مَعَهُمْ أَيْنَ مَا كَانُوا ثُمَّ يُنَبِّئُهُم بِمَا عَمِلُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّ اللهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ﴾
“Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah yang keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang melainkan Dia-lah yang keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara (jumlah) yang kurang dari itu atau lebih banyak melainkan Dia ada bersama mereka di mana pun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Mujadilah: 7.)
Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan   -Nya, yang memiliki keturunan yang mulia yang menyebarkan aturan-aturan yang baik dalam meraih berbagai kebaikan, di mana bulan terpecah untuk membuktikan kebenaran risalahnya, benda-benda padat rindu kepada pribadinya, kerikil-kerikil kecil terdengar bertasbih pada telapak tangannya dan manusia ini memahami segala ucapannya, sungguh banyak mukjizat dan karomah yang dimilikinya.
Ya Allah curahkanlah shalawat dan salam kepada hamba dan Rasul -Mu Muhammad Shalallahu,alaihi wa sallam, dan kepada para keluarga dan para shahabat beliau yang suci:
قال الله تعالى: ﴿الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ﴾
“…itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat -Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhan lah mereka bertawakal”.(QS. Al-Anfal: 2).
Amma Ba’du. Wahai sekalian manusia bertaqwalah kepada Allah Subhanahu wata’alla dengan sebenar-benar taqwa dan ikatlah diri kalian pada ajaran Islam dengan ikatan yang kuat:
قال الله تعالى: ﴿وَسَارِعُواْ إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ * الَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي السَّرَّاء وَالضَّرَّاء وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ﴾
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnyadan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan. (QS. Ali Imron: 133-134).
Wahai sekalian para hamba Allah! Sifat tamak telah dikalahkan jiwa sehingga membuatnya binasa, sementara hati telah dikuasai oleh dosa-dosa sehingga membuatnya menjadi menghitam, bersihkanlah kegelapan ini dengan bertaubat kepada Allah Subhanahu wata’alla, taubat adalah pelita hati, bukalah pintu-pintu rahmat Allah dengan beristighfar kepada Allah Subhanahu wata’alla, sebab Dia lah Yang Maha Mengetahui dan Maha Membuka jalan kebaikan, renungkanlah firman Allah:
قال الله تعالى: ﴿وَيُنَجِّي اللهُ الَّذِينَ اتَّقَوا بِمَفَازَتِهِمْ لَا يَمَسُّهُمُ السُّوءُ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ﴾
Dan Allah menyelamatkan orang-orang yang bertakwa karena kemenangan mereka, mereka tiada disentuh oleh azab (neraka dan tidak pula) mereka berduka cita. (QS. Al-Zumar: 61).
Dan renungkanlah sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, Celakalah orang yang mengahambakan dirinya pada uang dinar, celaka orang yang menghambakan dirinya pada uang dirham, celaka orang yang menghambakan dirinya pada pakaian beludru, celaka orang yang menghambakan dirinya pada kain halus (khamisah) jika diberi dia senang namun jika tidak diberi maka dia marah, celaka dan binasa, jika ia tertimpa musibah (tertusuk duria) maka tidak ada seorangpun yang menolongnya, dan beruntunglah seorang hamba yang mengambil kendali kudanya, rambutnya kusut dan kusam, kedua kakinya berlumpur, jika ditempatkan pada bagian penjagaan maka dia tetap menjalankan tugasnya dalam urusan penjagaan dan jika dia ditempatkan pada bagian belakang tentara maka dia menempatkan diri pada bagian belakang, jika dia meminta bantuan pertolongan dia tidak diberikan dan jika meminta izin maka dia tidak diizinkan”. HR. Bukhari.
Wahai sekalian manusia!. Sesungguhnya kalian tidak dituntut untuk meninggalkan dunia selamanya, sebab hal ini tidak mungkin, namun kalian hanya dituntut agar berlaku adil dalam menuntut dunia, di mana kalian meraihnya dengan cara yang mubah, tidak memalingkan kalian dari berzikir kepada Allah Subhanahu wata’alla dan taat kepada   -Nya. Tidak memalingkan kalian dari perintah Allah Subhanahu wata’alla dan jalan -Nya, akan tetapi kalian dianjurkan mencari rizki dengan cara yang telah diperintahkan oleh Allah Subhanahu wata’alla, yaitu berlaku jujur saat bergaul, menunaikan amanah, memberikan nasehat kepada manusia dan ikhlas semata-mata karena Allah Subhanahu wata’alla, dengannya kalian akan meraih kemenangan dunia dan akherat, dan renungkalah bagaimana akibat orang yang hanya ingin meraih dunia semata, bagaimanakah kesudahan mereka?. Renungkanlah firman Allah Subahanahu Wa Ta’ala:
قال الله تعالى: ﴿مَن كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لاَ يُبْخَسُونَ * أُوْلَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الآخِرَةِ إِلاَّ النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُواْ فِيهَا وَبَاطِلٌ مَّا كَانُواْ يَعْمَلُونَ﴾
Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan?. (QS. Hud: 15-16).
Dan renungkanlah akibat dan balasan orang yang  mencari dunia di samping menuntut kebaikan di akherat kelak, tidak meremehkan salah satu dari kebahagaiaan dunia dan akherat. Allah Subahanahu Wa Ta’ala berfirman:
قال الله تعالى: ﴿مَن كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الْآخِرَةِ نَزِدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ وَمَن كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِن نَّصِيبٍ﴾
Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagian pun di akhirat. (QS. Al-Syura: 20).
Wahai hamba Allah Subhanahu wata’alla bertaqwalah kepada–Nya perbaikilah kerusakan amal dan hati kalian niscaya Allah memperbaiki keadaan kalian semua, sayangilah orang-orang yang lemah niscaya Allah Subhanahu wata’alla mengangkat derajat kalian, hiburlah orang yang fakir dan miskin niscaya Allah Subhanahu wata’alla meluaskan rizki kalian, cegahlah perbuatan maksiat orang-orang yang bodoh niscaya Allah Subhanahu wata’alla memberikan keberkahan pada amal kalian, barangsiapa yang menyayangi orang lain niscaya dia akan dikasih sayangi, barangsiapa yang berbuat zalim kepada orang lain maka dia akan dizalimi, sesungguhnya Allah Subhanahu wata’alla menangguhkan balasan amal seseorang dan tidak meremehkannya dan barangsiapa yang menyia-nyiakan ketaatan maka akan menyesal dan penyesalan tidak akan memberikan manafaat apapun. Orang yang berniaga dengan amal shaleh maka dia pasti beruntung dan menang dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah Subhanahu wata’alla dalam keadaan rahasia dan terang-terngan  maka dia dijaga dan selamat, dan Allah Subhanahu wata’alla bersama orang-orang yang jujur, jauhilah sikap melampaui batas, permusuhan, dengki dan hasad (Orang muslim yang sebenarnya adalah orang muslim yang lain merasa aman dari kejahatan lisan dan tangannya).
Ketahuilah bahwa orang yang dengki tidak pernah bisa meminpin, dia tidak mendapatkan dari hasadnya kecuali keresahan, kecemasan kebimbangan, siapakah yang mampu menghalangi nikmat Allah Subhanahu wata’alla yang telah ditetapkan bagi seseorang hamba? Dan siapakah yang menghalangi pemberian Allah Subhanahu wata’alla yang telah dibagi -Nya sesuai dengan kehendaki -Nya, yakinlah bahwa bejana itu akan mengeluarkan apa yang disimpannya, barangsiapa yang menggali lubang bagi saudaranya maka dia akan terperosok padanya, barangsiapa yang dijaga oleh Allah Subhanahu wata’alla maka dialah yang tertolong, dan barangsiapa yang diliputi oleh rahmat Allah Subhanahu wata’alla maka dialah orang yang terhibur dan setiap pelaku kebaikan dan keburukan akan mendapat balasannya masing-masing.
Semoga Allah Subhanahu wata’alla memberikan keberkahannya bagiku dan bagi kalian semua di dalam Al-Qur’an yang mulia, dan Allah Subhanahu wata’alla memberikan manfaat bagiku dan bagi kalian dengan ayat-ayat  Allah Yang Maha Bijaksana yang tertera di dalamnya. Hanya inilah yang bisa aku katakan dan aku memohon ampunan bagi diriku dan bagi kalian serta seluruh kaum muslimin kepada Allah Subhanahu wata’alla yang Maha Mulia dari segala dosa. Mohonlah ampun kepada -Nya dan bertaubatlah kepada -Nya, sebab Dia adalah Zat Yang Pengampun lagi Maha Penyayang.

Khutbah kedua
Segala puji bagi Allah Subhanahu wata’alla, Tuhan Yang menjadi raja dan Maha Pemberi, Yang Maha Penyayang dan Maha menerima taubat, yang telah menciptakan seluruh manusia dari tanah, dan memberikan kepada mereka apa yang menjadi penopang bagi mereka dalam menunaikan amanah berupa akal pikiran. Aku bersaksi tanpa ragu bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah Subhanahu wata’alla yang Maha Esa tiada sekutu bagi        -Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhamad adalah hamba dan utusan-Nya yang telah menurunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk dan peringatan bagi orang yang memiliki akal pikiran, semoga Allah Subhanahu wata’alla mencurahkan shalawat dan salam kepada para shahabat dan keluarganya dan orang-orang yang mengikuti beliau dengan kebaikan sampai hari kiamat.
Amma Ba’du. Wahai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Allah Subhanahu wata’alla dan bertaubatlah kepada Nya, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan mensucikan dirinya. Mintalah ampunan Allah Subhanahu wata’alla dari segala dosa-dosa kalian sesungguhnya Allah Subhanahu wata’alla sebaik-baik yang menerima taubat. Bertaubatlah kepada Tuhanmu dengan penuh keikhlasan dengan meninggalkan segala kemaksiatan dan menyesal dengan perbuatan tersebut dan bertekad untuk tidak kembali melakukan kemaksiatan, inilah taubuat nasuha yang diperintahkan:
قال الله تعالى: ﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ﴾
Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. (QS. Al-Tahrim: 8).
Bukanlah bertaubat jika seseorang berkata aku bertaubat kepada Allah Subhanahu wata’alla atau hanya berkata ya Allah berikanlah taubat kepadaku sementara dirinya masih tetap tenggelam dalam kemaksiatan, dan bukan termasuk taubat jika seseorang hanya berkata bahwa dia telah bertaubat namun perilakunya  masih meremehkan kemaksiatan, dan tidak termasuk taubat orang yang hanya berkata taubat kepada Allah namun dirinya masih tetap kembali kepada perbuatan maksiat dan menyalahi perintah Allah Subhanahu wata’alla.
Wahai sekalian manusia bertaubatlah kepada Allah Subhanahu wata’alla sebelum pintu taubat tertutup dari kalian, sesungguhnya Allah Subhanahu wata’alla masih menerima taubat seseorang selama nyawanya belum sampai ke tenggorokan, namun apabila ruh sudah sampai di tenggorokan maka taubat tidak lagi diterima:
قال الله تعالى: ﴿إِنَّمَا التَّوْبَةُ عَلَى اللهِ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السُّوَءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ يَتُوبُونَ مِن قَرِيبٍ فَأُوْلَئِكَ يَتُوبُ اللهُ عَلَيْهِمْ وَكَانَ اللهُ عَلِيمًا حَكِيما * وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّى إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي تُبْتُ الآنَ وَلاَ الَّذِينَ يَمُوتُونَ وَهُمْ كُفَّارٌ أُوْلَئِكَ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا﴾
Sesungguhnya tobat di sisi Allah hanyalah tobat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan yang kemudian mereka bertobat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah tobatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Dan tidaklah tobat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: "Sesungguhnya saya bertobat sekarang" Dan tidak (pula diterima tobat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih. (QS. Al-Nisa’: 17-18).
Wahai sekalian kaum muslimin bersegeralah bertaubat kepada Allah Subhanahu wata’alla sebab kalian tidak mengetahui kapankah mati menjemput kalian dan kalian juga tidak mengetahui kapan ajal akan mendatangi kalian.
قال الله تعالى: ﴿أَفَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَن يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا بَيَاتا وَهُمْ نَائِمُونَ * أَوَ أَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَن يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحًى وَهُمْ يَلْعَبُونَ * أَفَأَمِنُواْ مَكْرَ اللهِ فَلاَ يَأْمَنُ مَكْرَ اللهِ إِلاَّ الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ﴾
Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur?. Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu mata hari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain?. Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.  (QS. Al-A’rof: 97-99).
Inilah yang dapat aku sampaikan, dan curahkanlah shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam sebagai bentuk ketaatan terhadap perintah Allah Subhanahu wata’alla