Keutamaan Istighfar
Muslimahzone.com
– Sering kita melafazhkan kalimat istighfar (astaghfirullahal adzhim
wa’atubu ilaik) dalam berbagai kesempatan baik setelah shalat atau
sambil memasak, merapikan rumah atau ketika kita khusyu’ bermunajat kepada--Nya….banyak diantara kaum muslimin yang belum mengetahui
begitu banyak keutamaan kalimat yang mulia ini…sehingga banyak diantara mereka
mengeluh atas segala problema yang mereka hadapi baik kesempitan dalam rezeki,
sulitnya mendapatkan keturunan, kegersangan hidup dan juga tidak kunjungnya
hujan turun…semuanya telah Allah berikan jalan keluarnya dalam Al-Qur’an
termaktub dalam surat Nuh ayat 10-12 mari bersama kita lihat ayat dan tafsirnya
berikut ini…
“Maka aku katakan kepada
mereka,’Mohonlah ampun kepada Tuhanmu’, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun
(10) Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat (11) Dan
membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan
mengadakan (pula didalamnya) untukmu sungai-sungai(12)”
Ayat-ayat diatas menerangkan cara
mendapatkan hal-hal berikut dengan istighfar:
Ampunan Allah terhadap dosa-dosanya.
Berdasarkan firman-Nya: ‘Sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun’
Diturunkannya hujan yang lebat oleh
Allah. Ibnu Abbas radhiyallahu anhu berkata:”Midraara” adalah hujan yang turun
dengan deras.(Shahihul Bukhari, 8/666)
Allah akan membanyakkan harta dan
anak-anak. Dalam menafsirkan ayat:’Wa yumdidkum biamwalin wa banin’ Atha’
berkata: Niscaya Allah akan membanyakkan harta dan anak-anak kalian .
Allah akan menjadikan untuknya
kebun-kebun
Allah akan menjadikan untuknya
sungai-sungai.Imam Al-Qurthubi berkata:”Dalam ayat ini, juga disebutkan dalam
surat Hud {Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat
kepadaNya : Hud ayat 3} adaalah dalil yang menunjukkan bahwa istighfar
merupakan salah satu sarana meminta diturunkannya rezeki dan hujan” (Tafsir
Al-Qurthubi 18/302]
Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam
tafsirnya berkata:
“Maka aku katakan kepada mereka,
‘Mohon ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun’ maknanya:
bertobatlah kamu dari kemusyrikan dan esakanlah Dia Yang Maha Tinggi. Karena
barangsiapa yang bertaubat kepada Allah, maka Allah akan menerima taubatnya
walaupun dosanya besar.Atau jika kalian bertaubat kepada Allah, meminta ampun
kepadaNya dan kalian senantiasa mentaatiNya, niscaya Ia akan membanyakkan rizki
kalian dan menurunkan air hujan serta keberkahan dari langit, mengeluarkan
untuk kalian berkah dari bumi, menumbuhkan tumbuh-tumbuhan untuk kalian,
melimpahkan air susu perahan untuk kalian, membanyakkan harta dan anak-anak
untuk kalian, menjadikan kebun-kebun yang didalamnya bermacam-macam buah-buahan
untuk kalian serta mengalirkan sungai-sungai diantara kebun-kebun itu untuk
kalian”*
Demikianlah, dan Amirul mukminin
Umar bin Khaththab radhiyallahu anhu juga berpegang dengan apa yang terkandung
dalam ayat-ayat ini beliau memohon hujan dari Allah Subhanahu wa ta’aala.
Muthrif meriwayatakan dari
Asy-sya’bi:”Bahwasanya Umar radhiyallahu anhu keluar untuk memohon hujan
bersama orang banyak. Dan, beliau tidak lebih dari mengucapkan istighfar
(memohon ampun kepada Allah) Lalu beliau pulang. Maka seorang bertanya
kepadanya,”Aku tidak mendengar anda memohon hujan” maka ia menjawab,”Aku
memohon diturunkannya hujan dengan majadih {majadih yaitu: salah satu jenis
bintang yang menurut bangsa Arab merupakan bintang (yang jika muncul)
menunjukkan hujan akan turun. Maka Umar menjadikan istighfar sama dengan
bintang-bintang tersebut, suatu bentuk komunikasi melalui apa yang mereka
ketahui. Dan sebelumnya mereka menganggap bahwa adanya bintang tersebut
pertanda akan turun hujan, dan bukan berarti bahwa Umar berpendapat bahwa
turunnya hujan karena bintang-bintang tersebut.Tafsir Al_khazin, 7/154}langit
yang dengannya diharapkan bakal turun air hujan. Lalu beliau membaca ayat
kesepuluh dan sebelas dari surat Nuh.
Imam Hasan Al-bashri juga
menganjurkan istighfar (memohon ampun) kepada setiap orang yang mengadukan
kepadanya tentang kegersangan, kefakiran, sedikitnya keturunan dan kekeringan
kebun-kebun.
Imam Al-Qurthubi menyebutkan dari
Ibnu Shabih, bahwasanya ia berkata:”Ada seorang laki-laki mengadu kepadanya
Hasan Al-Bashri tentang kegersangan bumi maka beliau berkata
kepadanya,”beristighfarlah kepada Allah!” yang lain mengadu kepadanya tentang kemiskinan
maka beliau berkata kepadanya,”beristighfarlah kepada Allah!” yang lain lagi
berkata kepadanya,”Doakanlah (aku) kepada Allah, agar Ia memberiku anak!” maka
beliau mengatakan kepadanya,”beristighfarlah kepada Allah!”Dan yang lain lagi
mengadu tentang kekeringan kebunya maka beliau mengatakan pula
kepadanya,”beristighfarlah kepada Allah!” Dan, kami menganjurkan demikian
kepada orang yang mengalami hal yang sama.Dalam riwayat lain disebutkan:”Maka
Ar-Rabi’ bin Shabih berkata kepadanya:Banyak orang yang mengadukan
bermacam-macam perkara dan anda memerintahkan mereka semua untuk beristighfar.
Maka Hasan Al-Bashri menjawab:”Aku
tidak mengatakan hal itu dari diriku sendiri.tetapi sungguh Allah telah
berfirman dalam surat-Nya (Nuh ayat 10-12)
Sebagai tambahan bahwa memohon ampun
kepada Allah (istighfar) dalam ayat diatas menurut para ulama tidaklah berarti
bahwa mereka diperintahkan hanya dengan lisan saja akan tetapi dengan lisan dan
perbuatan. Bahkan apabila seseorang memohon ampun kepada Allah hanya dengan
lisan saja tanpa disertai dengan perbuatan maka itu adalah pekerjaan para
pendusta. (Al-Mufradat fi ghariibil Qur’an hal:362)
Ya,Allah jadikanlah kami termasuk
hamba-hambaMu yang pandai beristighfar. Dan karuniakanlah kepada kami buahnya
didunia maupun akhirat . Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar dan Maha
Mengabulkan. Amin.Wahai Yang Maha Hidup dan terus menerus mengurus makhluk-Nya.
Sumber:
- Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir,GIP,4/818-820
- Kunci-Kunci Rezki menurut Al-Qur’an dan Sunnah,Darul Haq,1998
(muslimahzone)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar